Kalibrasi merupakan kegiatan yang sangat esensial untuk dilakukan pada alat ukur. Setiap alat ukur perlu untuk dikalibrasi. Secara umum, kalibrasi dapat diartikan sebagai serangkaian kegiatan yang dilakukan dengan cara membandingkan suatu alat ukur, instrumen ukur, atau nilai standar dengan nilai standar yang tertelusur pada standar nasional maupun internasional.
Proses kalibrasi tidak bisa dan tidak boleh dilakukan secara sembarangan. Kalibrasi yang tidak sesuai pedoman tidak dapat dibuktikan kebenarannya sehingga bisa dikatakan tidak valid. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk mengetahui pedoman kalibrasi.
Pedoman kalibrasi dikeluarkan dan dibuat oleh Komite Akreditasi Nasional (KAN). Pedoman ini disiapkan untuk membantu laboratorium dalam penggunaan aturan keputusan ketika mendeklarasikan pernyataan kesesuaian terhadap suatu spesifikasi atau standar sebagaimana dipersyaratkan oleh ISO/IEC 17025:2017.
Pedoman kalibrasi ini sangat kompleks detail, dan rinci. Oleh karena itu, untuk memudahkan Anda dalam memahami pedoman tersebut. artikel ini akan membahas rangkuman pedoman KAN dengan memberikan poin-poin penting dalam pedoman tersebut. Bagaimana rangkuman pedoman KAN? Mari kita simak penjelasannya berikut ini!
Rangkuman Pedoman KAN Kalibrasi
Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, rangkuman pedoman KAN kalibrasi akan memudahkan Anda untuk memahami pedoman kalibrasi dengan lebih mudah. Rangkuman ini akan membahas mengenai bagaimana cara melakukan kalibrasi, menentukan keputusan pengukuran atau kalibrasi, menghitung ketidakpastian kalibrasi, dan pentingnya menggunakan pedoman KAN kalibrasi. Pembahasan mengenai hal-hal tersebut akan kita simak pada uraian berikut ini.
Melakukan Pengukuran atau Kalibrasi
Pelaksanaan pengukuran atau kalibrasi diatur dalam pedoman KAN. Namun, pedoman KAN mengatur kalibrasi berdasarkan jenis kalibrasinya atau jenis alat yang dikalibrasi, sehingga terbagi menjadi 19 pedoman.
Singkatnya, pelaksanaan kalibrasi diharapkan dilaksanakan setelah aturan keputusan diketahui. Selain itu, setiap alat ukur seperti, termometer digital, balok ukur, digital multimeter, dan lain sebagainya harus sesuai dengan pedoman KAN kalibrasi.
Setiap alat ukur yang terdiri atas 19 jenis, memiliki pedoman masing-masing. Pedoman tersebut meliputi proses kalibrasi yaitu penentuan angka nol, pengukuran kesalahan penunjukkan alat, dan lain sebagainya. Selain itu, di setiap pedoman akan menyajikan informasi mengenai definisi, ruang lingkup, komponen, prinsip kalibrasi, persyaratan, evaluasi, hingga laporan kalibrasi dari setiap alat tersebut.
Menentukan Keputusan Pengukuran atau Kalibrasi
Aturan keputusan dalam pedoman KAN kalibrasi dapat berupa biner atau non-biner. Pernyataan biner dibagi menjadi 2, yaitu pernyataan biner untuk aturan keberterimaan sederhana dan pernyataan biner dengan Guard Band. Kedua pernyataan ini melaporkan hasil pengukuran atau keputusan dengan istilah lulus atau tidak lulus dan memberikan keterangan alasan keputusan tersebut.
Sedangkan, untuk kategori non-biner hanya ada satu, yaitu pernyataan non-biner dengan Guard Band dan hasilnya dilaporkan atau diputuskan menggunakan istilah lulus, lulus bersyarat, gagal, dan gagal bersyarat. Di setiap keputusan harus dilengkapi dengan keterangan atau alasan keputusan tersebut dibuat.
Menghitung Ketidakpastian Pengukuran atau Kalibrasi
Dalam pedoman KAN kalibrasi, ketidakpastian dapat dihitung secara langsung dan tidak langsung. Perhitungan langsung dilakukan ketika membuat pernyataan kesesuaian. Perhitungan langsung sesuai dengan ISO/IEC 17025:2017 yang mensyaratkan bahwa laboratorium harus mengevaluasi ketidakpastian pengukuran dan memperhitungkannya ketika membuat pernyataan kesesuaian.
Sedangkan, perhitungan secara tidak langsung berarti perhitungan tidak dibuat ketika membuat pernyataan kesesuaian. Perhitungan ini akan membatasi interval keberterimaan sehingga menjadi bagian terbatas dari toleransi. Namun, perhitungan tidak langsung sering tidak diinginkan oleh regulator atau pelaksana.
Pentingnya Menggunakan Pedoman KAN Kalibrasi
Pelaksanaan kalibrasi harus menggunakan pedoman KAN kalibrasi. Hal ini menjadi amat penting karena jika kalibrasi tidak sesuai dengan pedoman maka kalibrasi tersebut tidak bisa dibuktikan kebenarannya dan tidak valid karena tidak terakreditasi. Salah satu tujuan mengikuti pedoman KAN kalibrasi adalah agar Komite Akreditasi Nasional mau memberikan izin pada kegiatan kalibrasi tersebut.
Kesimpulan
Kalibrasi merupakan kegiatan yang sangat dibutuhkan oleh setiap instrumen atau alat ukur. Pelaksanaan kalibrasi harus sesuai dengan pedoman KAN kalibrasi. Hal ini dilakukan agar proses kalibrasi dapat dinyatakan valid dan terakreditasi. Sebaliknya, kalibrasi yang tidak sesuai pedoman akan menyebabkan hasil kalibrasi tidak valid dan tidak terakreditasi. Sehingga, sertifikat yang dikeluarkan juga tidak kredibel dan bahkan tidak bisa digunakan.