Pengukuran atau penimbangan merupakan hal yang sering kita lakukan. Dalam bidang industri, pengukuran atau penimbangan memegang peran yang sangat penting untuk menghasilkan produk yang berkualitas. Oleh karena itu, kalibrasi dan tera harus dilakukan guna menjaga dan memastikan keakuratan hasil alat ukur yang digunakan.
Istilah kalibrasi dan tera sering disamakan karena memiliki tujuan yang hampir sama. Namun ternyata, ada beberapa perbedaan yang membuat keduanya tidak bisa disamakan. Apakah perbedaan tersebut?
Perbedaan Tera dan Kalibrasi Dilihat dari Definisinya
Perbedaan kalibrasi dan tera yang pertama bisa dilihat dari segi definisi atau pengertiannya. Definisi kalibrasi dan tera adalah sebagai berikut.
Tera
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), tera diartikan sebagai tanda berupa (huruf, lambang, dan sebagainya) yang dicapkan pada lak, timah, surat penting, atau sarung surat (amplop), bingkisan pos, segel dan sebagainya.
Sederhananya tera dapat didefinisikan sebagai proses penandaan suatu alat dengan tanda tera yang sah atau batal yang dilakukan oleh petugas berwenang dengan tujuan memastikan transaksi yang adil terhadap konsumen.
Kalibrasi
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), definisi kalibrasi adalah tanda-tanda yang menyatakan pembagian skala. Secara umum, kalibrasi dapat diartikan sebagai serangkaian kegiatan yang dilakukan untuk memastikan keakuratan suatu alat ukur yang biasanya dilakukan dengan cara membandingkan hasil ukur dengan standar yang tertelusur pada standar nasional atau internasional.
Perbedaan Tera dan Kalibrasi dari Disiplin Ilmu
Selain itu, perbedaan tera dan kalibrasi selanjutnya dapat dilihat dari disiplin ilmu. Disiplin ilmu dapat diartikan sebagai suatu cabang pengetahuan yang diajarkan atau diteliti dan biasanya dilakukan di tingkat perguruan tinggi.
Kalibrasi dan tera adalah bagian dari cabang ilmu metrologi yaitu cabang ilmu yang mempelajari tentang pengukuran dan aplikasinya. Lalu, apakah perbedaan disiplin ilmu dari tera dan kalibrasi?
Disiplin Ilmu Tera: Metrologi Legal
Berdasarkan penggolongannya, tera termasuk ke dalam disiplin ilmu metrologi legal. Metrologi legal bertujuan untuk memastikan kebenaran dan keadilan transaksi terhadap pelanggan serta transparansi transaksi yang dilakukan oleh pelaku industri dimana kegiatan tersebut termasuk dalam ruang lingkup departemen perdagangan.
Disiplin Ilmu Kalibrasi: Metrologi Industri
Sedangkan, disiplin ilmu kalibrasi digolongkan ke dalam disiplin ilmu metrologi industri. Metrologi industri bertujuan untuk memastikan kelayakan alat ukur yang digunakan dalam proses produksi hingga proses penetapan kualitas yang dilakukan oleh Quality Control dalam suatu industri guna menjamin kualitas produk yang dihasilkan.
Perbedaan Tera dan Kalibrasi dari Penerapannya
Selain dari segi definisi dan disiplin ilmu, kalibrasi dan tera juga memiliki perbedaan dalam segi penerapan atau pengaplikasiannya. Lalu, apa perbedaan penerapan kalibrasi dan tera? Mari kita simak penjelasan berikut ini.
Tanda Tera
Sebenarnya, tera merupakan tanda yang diberikan atau dibubuhkan pada alat ukur seperti timbangan dan perlengkapannya (UUTP) yang bertujuan untuk menjamin kebenaran hasil pengukuran sehingga tidak ada pihak yang dirugikan ketika melakukan transaksi perdagangan.
Tanda tera biasa diletakkan pada tempat yang mudah dilihat seperti di badan timbangan. Peletakkan tanda tera sangat penting untuk membuktikan bahwa alat ukur tersebut telah terbukti menghasilkan ukuran yang akurat. Sedangkan jenis dan bentuk tera ada bermacam-macam, antara lain adalah tanda sah, tanda pegawai berhak, tanda daerah, tanda jaminan, dan tanda batal.
Oleh karena itu, jika kita akan menggunakan tanda tera, alangkah lebih baiknya kita memeriksa terlebih dahulu apakah tanda tera sah dan berlaku agar kebenaran hasil timbangan dapat dibuktikan.
Proses Kalibrasi
Sederhananya, proses kalibrasi meliputi persiapan alat yang dibutuhkan, pelaksanaan kalibrasi, perhitungan data, penentuan ketidakpastian, dan penerbitan laporan. Persiapan alat dilakukan dengan mempersiapkan alat standar dan alat yang akan dikalibrasi. Kedua alat ini dikondisikan pada kondisi yang sama terlebih dahulu sesuai dengan metode kalibrasi.
Hal tersebut bertujuan untuk mencegah perbedaan hasil ukur akibat pengaruh lingkungan.Kemudian, di tahap pelaksanaan, pelaksanaan harus dilakukan oleh petugas kalibrasi yang kompeten dan profesional yang dibuktikan dengan sertifikat terakreditasi.
Pada proses pelaksanaan, pengukuran akan dilakukan pada titik tertentu dan kemudian dicatat hasilnya, pencatatan ini harus dilakukan secara objektif dan teliti sesuai metode kalibrasi. Selain hasil pengukuran, identitas alat juga perlu dicatat, termasuk faktor suhu ruangan, kelembapan, dan tekanan udara.
Proses perhitungan pada kalibrasi lebih detail jika dibandingkan dengan tera karena proses kalibrasi melibatkan konversi satuan, perhitungan nilai, standar deviasi, dan menentukan persamaan regresi. Selain itu, ketidakpastian juga harus ditentukan guna mengidentifikasi faktor-faktor yang memengaruhi pengukuran, seperti kondisi lingkungan, operator, alat kalibrasi, dan metode kalibrasi.
Terakhir, tahap penerbitan laporan, dalam tahap ini format laporan harus mengacu pada pedoman SNI 19-17025, kemudian laporan akan disahkan oleh kepala laboratorium kalibrasi.
Namun, selain pada tera, kalibrasi juga sering disalah artikan dan disamakan dengan adjustment. Padahal, ada beberapa perbedaan kalibrasi dan adjustment yang perlu diketahui dan tidak dapat disamakan.
Kesimpulan
Kalibrasi dan tera merupakan dua kegiatan yang berbeda dan tidak dapat disamakan. Meskipun begitu, kalibrasi dan tera memiliki persamaan yang berkaitan untuk mendukung keakuratan hasil pengukuran suatu alat ukur.
Namun, kedua kegiatan tersebut memiliki banyak perbedaan seperti definisi, disiplin ilmu, dan penerapan. Selain itu, kalibrasi juga berbeda dengan adjustment. Maka, dapat disimpulkan bahwa, kalibrasi, tera, dan adjustment merupakan tiga kegiatan yang berbeda dan tidak dapat disamakan.