Kalibrasi merupakan kegiatan yang penting dilakukan dalam proses pengukuran guna memastikan keakuratan hasil pengukuran suatu alat ukur. Proses kalibrasi meliputi beberapa tahapan yang harus dilakukan secara berurutan dan sesuai dengan prosedur kalibrasi. Apa itu prosedur kalibrasi? mari simak penjelasannya.
Apa Itu Prosedur Kalibrasi?
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, prosedur adalah tahap kegiatan untuk menyelesaikan suatu aktivitas atau metode langkah demi langkah secara pasti dalam memecahkan suatu masalah. Sedangkan kalibrasi adalah tanda tanda yang menyatakan pembagian skala.
Secara umum, definisi prosedur kalibrasi adalah proses menguji dan mencatat keakuratan suatu alat ukur atau instrumen ukur. Prosedur kalibrasi mencakup rincian seperti petugas kalibrasi atau teknisi yang kredibel dan bertanggung jawab, objek dan standar ukur yang akan diuji, dan frekuensi kalibrasi. Lalu, apa fungsi mengikuti prosedur kalibrasi yang benar?
Pentingya Prosedur Kalibrasi yang Benar
Dengan melakukan kalibrasi sesuai prosedur yang benar akan menjamin kelancaran serta keakuratan hasil kalibrasi. Prosedur kalibrasi akan membimbing pelaksana kalibrasi untuk melakukan kalibrasi secara benar dan lancar.
Sebaliknya, jika tidak mengikuti prosedur kalibrasi. Proses kalibrasi dapat terganggu karena banyak faktor yang bisa memengaruhi hasil kalibrasi dan berpotensi menimbulkan distraksi atau gangguan sehingga hasil kalibrasi perlu dipertanyakan.
Jenis Prosedur Kalibrasi
Pada dasarnya, ada 2 jenis prosedur kalibrasi yang dibedakan menjadi kalibrasi primer dan kalibrasi sekunder. Penjelasan mengenai kalibrasi primer dan sekunder adalah sebagai berikut:
Kalibrasi Primer
Pada prosedur kalibrasi primer, system dikalibrasi terhadap standar primer, seperti kalibrasi yang dilakukan pada flow meter, perhitungan aliran yang melalui pengukuran waktu dan volume atau massa fluida merupakan kalibrasi primer.
Kalibrasi Sekunder
Sedangkan, pada prosedur kalibrasi sekunder perangkat yang telah terkalibrasi oleh kalibrator primer menjadi standar sekunder untuk kalibrasi lebih lanjut dari perangkat yang lebih rendah. Contohnya, pengukur aliran turbin menjadi rujukan atau acuan standar sekunder untuk mengkalibrasi perangkat aliran lainnya.
Kalibrasi sekunder terdiri dari dua jenis kalibrasi, yaitu kalibrasi langsung atau direct calibration dan kalibrasi tidak langsung atau indirect calibration. Prosedur kalibrasi langsung dilakukan dengan cara menempatkan perangkat standar secara seri dengan perangkat yang akan dikalibrasi. Hal ini dilakukan untuk membandingkan pembacaan kedua perangkat dalam rentang yang diinginkan.
Sedangkan, kalibrasi tidak langsung mengacu pada kesetaraan kedua perangkat yang berbeda dengan mengadopsi beberapa konsep kesamaan. Contohnya, di pengukuran aliran, persyaratan kesamaannya adalah Bilangan Reynold yang harus sama.
Prosedur Pelaksanaan Kalibrasi
Prosedur kalibrasi sangat penting untuk dijadikan acuan karena akan membimbing proses kalibrasi agar berjalan dengan lancar. Prosedur kalibrasi meliputi 3 aspek, yaitu sebagai berikut:
Persiapan Peralatan untuk Kalibrasi
Prosedur kalibrasi yang pertama adalah persiapan alat untuk kalibrasi. Persiapan alat ini meliputi alat untuk kalibrasi yaitu alat yang sudah sesuai standar dan juga alat yang akan dikalibrasi.
Pada tahap ini, pengecekan alat yang akan dikalibrasi sangat penting dilakukan, karena seyogyanya alat yang akan dikalibrasi harus berfungsi normal, jika tidak, maka harus dilakukan perbaikan terlebih dahulu.
Memastikan Persyaratan Kalibrasi Terpenuhi
Kemudian, persyaratan kalibrasi juga harus terpenuhi, yaitu alat pengukur harus terkalibrasi dengan ketentuan sebagai berikut:
- Sesuai dengan rekomendasi pengusaha pabrik atau pabrikan
- Terkalibrasi setelah kejutan listrik atau mekanis
- Terkalibrasi secara berkala, seperti bulanan, triwulanan, atau tahunan.
Selain itu, pengguna alat ukur yang akan melakukan kalibrasi juga harus mengisi form pengajuan kalibrasi, sehingga ketika kalibrasi diizinkan pengguna kalibrasi akan mendapat kartu kontrol kalibrasi.
Mengikuti Langkah Kalibrasi yang Benar
Kemudian, prosedur kalibrasi selanjutnya adalah mengikuti langkah-langkah kalibrasi yang benar. Langkah-langkah kalibrasi tersebut adalah sebagai berikut:
- Penggunaan prosedur yang terdokumentasi
- Penentuan pengukuran yang akan dilakukan serta akurasi yang dibutuhkan
- Pemilihan instrumen pengukuran yang mampu mengukur akurasi dan presisi secara tepat
- Penentuan instrumen pengukuran untuk kalibrasi
- Kalibrasi ke interval yang merujuk pada Standar Nasional Indonesia (SNI)
- Bila tidak ada standar, dasar yang digunakan untuk kalibrasi harus didokumentasikan, misalnya perlengkapan tes, autocollimator, dan lain sebagainya.
- Penentuan proses kalibrasi dan kriteria penerimaan
- Melabeli instrumen pengukuran dengan indikator yang sesuai untuk menunjukkan status kalibrasi
- Pemublikasian laporan status pada interval yang ditentukan
- Mengambil tindakan yang tepat ketika instrumen pengukuran tidak sesuai
- Menjaga dan memelihara catatan kalibrasi
- Melindungi instrumen pengukuran dari kerusakan, penyalahgunaan, dan penurunan kualitas dengan menggunakan kemasan yang sesuai saat tidak dipakai
- Memberikan perlindungan pada instrumen pengukuran, termasuk pada perangkat lunak dan perangkat keras dari penyesuaian yang akan membatalkan pengaturan kalibrasi
Kesimpulan
Oleh karena itu, prosedur kalibrasi yang tepat sangat penting untuk dijadikan acuan untuk pelaksanaan proses kalibrasi, karena akan membimbing proses kalibrasi berjalan dengan lancar dan menghasilkan kalibrasi yang akurat. Sebaliknya, proses kalibrasi yang tidak mengacu pada prosedur yang tepat akan menimbulkan banyak gangguan sehingga menyebabkan kalibrasi berjalan tidak maksimal dan hasil kalibrasi tidak akurat.