Sebagaimana makhluk hidup pada umumnya, kesehatan menjadi hal yang perlu diperhatikan agar keberlangsungan hidup dapat berjalan dengan baik. Sejak kecil bahkan ketika didalam kandungan sudah dilakukan pemantauan kesehatan tubuh. Seperti contohnya pengecekan perkembangan bayi hingga imunisasi. 

Rentannya kondisi tubuh anak kecil membuatnya mudah terkena penyakit dan mengharuskan pergi ke dokter. Keseringan anak kecil bertemu seorang dokter menyebabkan mereka mengidolakan profesi tersebut dan menjadikannya sebagai cita-cita.

Oleh karena kesehatan tidak dapat dipisahkan selama seseorang masih hidup maka sektor medis akan selalu ekses. Begitu pula profesi tenaga kesehatan yang melayaninya seperti dokter. Dalam melakukan tugasnya, dokter dilengkapi alat yang membantu pemeriksaan pasien. Beberapa alat tersebut merupakan alat ukur yang tentunya perlu dikalibrasi. Ini penjelasan mengenai kalibrasi alat kedokteran.

Kalibrasi Alat Kedokteran

Kesehatan masyarakat merupakan pondasi utama untuk mengembangkan sebuah negara. Dalam banyak hal kesehatan berperan penting seperti tumbuh kembang seseorang hingga kualitasnya. Kemajuan negara juga didukung dengan tingginya kualitas kesehatan masyarakatnya. 

Salah satu cara untuk menjamin kesehatan masyarakat yaitu dengan meningkatkan fasilitas kesehatan yang ada. Hal yang sering dilupakan atau dianggap kurang penting oleh tenaga kesehatan bahkan sebagian orang yaitu mengkalibrasi alat ukur. Kalibrasi alat kedokteran adalah penentuan akurasi alat kedokteran dengan cara membandingkan dengan nilai yang telah ditetapkan.

Padahal alat kedokteran tidak boleh mengalami kebocoran, noise, resistensi grounding yang tinggi, atau terjadi gangguan lain selama masa penggunaan. Untuk menghindari persoalan seperti itu dan menjaga mutunya maka harus dilakukan kalibrasi alat kedokteran secara berkala.

Pentingnya Kalibrasi Alat Kedokteran

Setiap orang berhak menerima pelayanan kesehatan yang aman, bermutu, dan terjangkau yang diatur dalam Undang-Undang No. 36 tahun 2009. Penyimpangan yang terjadi karena kesalahan hasil ukur dalam sektor medis memiliki resiko yang lebih tinggi. Ketika persoalan tersebut benar terjadi dan membahayakan keselamatan pasien maka pelayanan kesehatan tersebut dapat dituntut ke meja hijau.

Aspek-aspek alat kedokteran yang perlu dijaga performanya adalah ketelitiannya, kepekaan, reprodukdibilitas, dan keselamatan. Alat kedokteran yang tidak melalui uji kalibrasi, lama tidak digunakan, dan tidak mendapat perawatan akan menyebabkan resiko tertentu seperti mengeluarkan hasil diagnosa dan dosis yang kurang tepat.

Alat kedokteran yang digunakan untuk melayani masyarakat wajib melalui uji kalibrasi secara berkala dan sesuai dengan jenis alat kedokteran. Hal tersebut diatur dalam Undang-Undang No. 8 Tahun 2009 mengenai perlindungan konsumen.

Tujuan Kalibrasi Alat Kedokteran

Tujuan pengkalibrasian alat kedokteran yaitu meraih “Patient Safety” agar keselamatan pasien dan tenaga medis terjaga serta mutu dan efektivitas pelayanan dapat ditingkatkan. Kesesuaian karakteristik terhadap spesifikasi alat dapat dipastikan. Tujuan berikutnya adalah mengetahui deviasi atau penyimpangan kebenaran konvensional yang terjadi selama alat digunakan. 

Lalu kalibrasi juga dapat menjaga akurasi nilai instrumen ukur agar nilai yang menyimpang tidak melebihi batas yang ditentukan. Dan juga akan menjamin hasil-hasil pengukuran sesuai standar nasional maupun internasional.

Tahapan Kalibrasi Alat Kedokteran

Secara sederhananya, proses kalibrasi alat kedokteran dapat dilalui dengan 4 tahapan. Tahapan-tahapan tersebut akan dijelaskan setelah ini. Simak hingga akhir.

  • Persiapan Kalibrasi
    Sebelum melaksanakan kalibrasi, persiapan penting dilakukan terlebih dahulu agar kalibrasi berjalan lancar. Persiapan kalibrasi meliputi 4 aspek yaitu peralatan, pelaksana, kondisi lingkungan, dan metode kalibrasi.
  • Pelaksanaan Kalibrasi
    Mengingat sulitnya proses pengkalibrasian alat kedokteran, maka dalam pelaksanaannya juga dituntut untuk memiliki tahapan yang sangat teliti. Tahapan tersebut meliputi pengamatan awal pada alat, penyetelan, pengamatan kewajaran, hasil ukur, hingga menentukan ketidakpastian.
  • Menghitung Data dan Nilai Ketidakpastian
    Ketika pelaksanaan kalibrasi telah selesai maka yang perlu dilakukan selanjutnya adalah menghitung data dari hasil yang telah didapatkan saat pengujian. Dasar yang dijadikan kesimpulan dan ketidakpastian kalibrasi berasal dari hasil perhitungan data ini.
    Pelaksanaan kalibrasi rentan terjadinya ketidakpastian karena bergantung pada faktor-faktor yang dapat mendominasi. Sehingga penentuan ketidakpastian perlu dilakukan.
  • Membuat dan Menerbitkan Laporan
    Pembuatan laporan kalibrasi berpedoman pada SNI 19-17025 yang memiliki 4 tahap. Tahap pertama adalah pembuatan konsep, kemudian pemeriksaan, pengetikan, dan pengesahan laporan. Pemeriksaan kebenaran pengetikan juga harus disertakan dalam pengetikan konsep laporan.

Untuk detailnya bisa kalian cek juga pembahasannya di tahapan kalibrasi alat kedokteran.

Kesimpulan

Kalibrasi alat ukur sangatlah penting untuk dilakukan untuk menghindari berbagai macam persoalan. Terutama pada alat kedokteran yang berhubungan langsung dengan kesehatan manusia. Jika terjadi kesalahan akan berakibat fatal. 

Keamanan dalam pelayanan kesehatan juga telah diatur pemerintah mengenai mutu fasilitas kesehatan yang digunakan. Oleh karena itu, kalibrasi dilakukan dengan tujuan yang telah dijelaskan diatas. Dalam pelaksanaannya, kalibrasi melalui 4 tahapan ketat yang wajib diikuti.