Istilah kalibrasi pasti tidak asing di telinga pemilik alat ukur, khususnya dalam bidang industri atau perusahaan. Kalibrasi dapat diartikan sebagai serangkaian kegiatan yang dilakukan untuk memastikan keakuratan alat ukur yang dilakukan dengan cara membandingkan nilai standar atau hasil pengukuran suatu alat ukur dengan standar yang tertelusur pada standar nasional maupun internasional.
Proses kalibrasi tidak boleh dilakukan secara asal-asalan. Melainkan, harus sesuai dengan prosedur yang ditetapkan. Salah satunya adalah mengikuti tahapan-tahapan yang sesuai standar.
Ada beberapa tahapan yang harus dilakukan untuk melaksanakan kalibrasi dengan benar, tahapan tersebut terdiri atas tahap persiapan, pelaksanaan, perhitungan data, penentuan nilai ketidakpastian, dan pembuatan serta penerbitan laporan. Untuk lebih mengetahui tentang tahapan-tahapan tersebut, mari kita simak penjelasan cara melakukan kalibrasi alat ukur berikut ini!
Cara Melakukan Kalibrasi Alat Ukur Tahap Persiapan
Tahapan yang pertama cara melakukan kalibrasi alat ukur adalah persiapan. Dalam tahap persiapan, ada beberapa hal yang harus dilakukan yaitu mempersiapkan alat yang akan digunakan dan alat yang dikalibrasi.
Selain itu, kondisi lingkungan juga harus dipersiapkan, kondisi lingkungan sangat berpengaruh dalam proses kalibrasi. Kondisi lingkungan yang tidak baik atau tidak aman dapat menyebabkan ketidaksempurnaan hasil kalibrasi, khususnya apabila ada alat yang rawan berubah karena perubahan suhu, kelembapan, dan lain sebagainya.
Kemudian teknisi dan metode pelaksanaan perlu dipersiapkan pula. Teknisi yang boleh melakukan kalibrasi hanya teknisi yang sudah terverifikasi dan kompeten. Kompetensinya juga harus dibuktikan dengan sertifikasi. Selain itu, metode yang dilakukan juga harus terverifikasi dan diizinkan oleh pihak yang berwenang.
Pelaksanaan Kalibrasi
Tahapan kedua adalah pelaksanaan kalibrasi. Pelaksanaan kalibrasi meliputi pengamatan awal dengan memastikan alat yang dikalibrasi dapat beroperasi secara normal, kemudian penyetelan untuk mencegah kesalahan titik nol, pengamatan kewajaran hasil ukur, lalu dilanjutkan dengan pengukuran pada titik ukur tertentu, dan terakhir pencatatan hasil ukur yang dilakukan secara objektif.
Menghitung Data Kalibrasi
Tahapan perhitungan data kalibrasi harus sesuai dengan metode kalibrasi yang terverifikasi. Perhitungan ini biasanya melibatkan konversi satuan, menghitung nilai maksimum, nilai rata-rata, standar deviasi atau penyimpangan, atau menentukan persamaan regresi.
Hasil perhitungan data kalibrasi akan digunakan sebagai dasar dalam penarikan kesimpulan serta penentuan ketidakpastian kalibrasi.
Menentukan Nilai Ketidakpastian Kalibrasi
Kemudian, tahapan selanjutnya adalah menentukan ketidakpastian kalibrasi. Ketidakpastian kalibrasi harus ditentukan karena hasil kalibrasi dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti faktor lingkungan, operator, alat kalibrasi, alat bersangkutan, dan metode kalibrasi.
Besarnya pengaruh faktor-faktor ini tergantung jenis kalibrasi yang dilakukan. Dengan demikian, nilai tertelusur maupun kesalahan sistematik pada kalibrasi tidak berada pada di satu titik tertentu, namun dalam suatu rentang nilai sebesar nilai ketidakpastian kalibrasi.
Membuat dan Menerbitkan Laporan
Tahapan terakhir adalah pembuatan laporan dan penerbitan laporan hasil kalibrasi. Format pembuatan laporan harus mengacu dan sesuai dengan pedoman SNI 19-17025. Kemudian, penerbitan laporan harus mengikuti tahapan-tahapan tertentu, yaitu pengkonsepan, pemeriksaan konsep, pengetikan konsep, dan pengesahan laporan.
Kesimpulan
Kalibrasi adalah hal yang harus dilakukan kepada alat ukur untuk menjaga keakuratan hasil pengukuran. Proses kalibrasi tidak boleh dilakukan secara asal-asalan, ada cara tertentu yang harus dilakukan sesuai prosedur kalibrasi yang telah ditentukan. Cara tersebut meliputi, persiapan, pelaksanaan, perhitungan data, penentuan nilai ketidakpastian, dan pembuatan serta penerbitan laporan.