Pengukuran merupakan kegiatan yang sering kita lakukan dalam kehidupan sehari-hari. Biasanya untuk mempermudah pengukuran kita memerlukan alat ukur yang akurat sehingga bisa menghasilkan pengukuran yang presisi. Keakuratan ini merupakan aspek yang perlu diperhatikan. Khususnya, bagi yang bergerak di bidang industri.
Dalam bidang industri, pengukuran merupakan hal yang sangat penting karena dapat menentukan kualitas produk dan reputasi perusahaan. Oleh karena itu, kalibrasi perlu dilakukan guna memastikan dan menjaga keakuratan hasil pengukuran. Proses kalibrasi juga harus dilakukan sesuai prosedur guna mengoptimalkan hasil kalibrasi. Lalu, apa itu proses kalibrasi?
Apa Itu Proses Kalibrasi?
Setiap sistematika pengukuran membutuhkan prosedur yang tepat dan disepakati sehingga pelaksanaannya dapat terarah dan bersifat konstan. Begitu juga dengan kalibrasi, proses kalibrasi harus terarah sesuai dengan prosedur yang benar. Proses kalibrasi hampir sama dengan langkah langkah kalibrasi.
Proses kalibrasi dapat diartikan sebagai tahapan-tahapan yang harus dilakukan ketika ingin melakukan kalibrasi. Tahapan ini bersifat urut dan saling berkaitan satu sama lain, sehingga jika salah satu urutan tidak dilaksanakan maka hasil kalibrasi tidak akan maksimal atau bahkan bisa mengakibatkan kesalahan yang fatal.
Urutan Proses Kalibrasi yang Benar
Berikut ini merupakan proses kalibrasi yang benar. Proses kalibrasi ini terdiri dari 5 tahapan, yaitu sebagai berikut:
Persiapan Kalibrasi
Persiapan kalibrasi meliputi persiapan alat standar dan alat yang akan dikalibrasi. Kedua alat tersebut harus dikondisikan pada kondisi yang sama sesuai metode kalibrasi, hal ini dilakukan untuk mencegah perbedaan hasil ukur yang disebabkan oleh pengaruh lingkungan. Khususnya pada alat ukur yang rentan berubah karena pengaruh suhu, kelembapan, atau kondisi lingkungan lainnya.
Pelaksanaan Kalibrasi
Pada proses pelaksanaan, kalibrasi harus dilaksanakan oleh petugas kalibrasi yang kompeten dan profesional. Kompetensi petugas kalibrasi juga harus dibuktikan dengan memiliki sertifikasi khusus, seperti telah terverifikasi mengikuti kursus kalibrasi dan mendapat sertifikat dari lembaga atau instansi yang kredibel.
Selain itu, petugas tersebut juga harus berpengalaman. Dalam hal tertentu, untuk menjadi petugas kalibrasi harus memenuhi persyaratan latar belakang pendidikan atau persyaratan fisik tertentu, seperti tidak boleh buta warna. Hal ini dilakukan untuk menghindari kesalahan dalam pengambilan data ukur.
Perhitungan Kalibrasi
Setelah melakukan pengukuran dan pencatatan hasil ukur dengan objektif, dilanjutkan dengan perhitungan kalibrasi. Pada proses ini, data kalibrasi yang diperoleh dihitung dengan metode kalibrasi. Perhitungan ini biasanya meliputi konversi satuan, menghitung nilai-nilai maksimum, nilai rata-rata, standar deviasi, atau menentukan persamaan regresi. Hasil perhitungan ini selanjutnya akan menjadi dasar dalam penarikan kesimpulan dan penentuan ketidakpastian kalibrasi.
Penentuan Ketidakpastian Kalibrasi
Selanjutnya proses yang dilakukan adalah menentukan ketidakpastian kalibrasi, penentuan ketidakpastian kalibrasi diperlukan karena hasil kalibrasi yang diperoleh dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain operator, alat kalibrasi, alat bersangkutan, lingkungan, dan metode kalibrasi. Besarnya pengaruh faktor-faktor tersebut ada yang dapat diabaikan, namun ada juga yang mendominasi atau dominan, tergantung jenis kalibrasi yang dilakukan.
Dengan demikian, kesalahan sistematik maupun nilai tertelusur yang diperoleh dari kegiatan kalibrasi tidak berada di satu titik tertentu, namun dalam suatu rentang nilai sebesar nilai ketidakpastian kalibrasi.
Laporan Hasil Kalibrasi
Proses yang terakhir adalah pembuatan laporan kalibrasi. Format laporan ini harus mengacu pada pedoman SNI 19-17025. Proses penerbitan laporan kalibrasi meliputi beberapa tahap, yaitu tahap pengkonsepan, pemeriksaan konsep oleh petugas yang berwenang, pengetikan konsep, dan pengesahan laporan.
Kesimpulan
Kalibrasi merupakan kegiatan yang sangat penting untuk dilakukan guna memastikan keakuratan alat ukur. Namun, proses kalibrasi tidak boleh dilakukan secara asal-asalan. Ada beberapa proses kalibrasi yang harus dilakukan guna mengoptimalkan hasil kalibrasi, yaitu persiapan, pelaksanaan, perhitungan, penentuan ketidakpastian, dan pembuatan laporan hasil kalibrasi.
Proses kalibrasi tersebut, harus dilakukan secara urut. Apabila ada satu tahapan yang tidak lakukan maka proses kalibrasi tidak dapat berjalan dengan lancar bahkan berpotensi menimbulkan kesalahan hasil kalibrasi. Oleh karena itu, proses kalibrasi sudah sepatutnya dilakukan secara urut dan sesuai prosedur guna mengoptimalkan hasil kalibrasi dan menghasilkan pengukuran yang presisi.
Selain itu hal yang penting untuk dipelajari adalah frekuensi kalibrasi dan pengujian kalibrasi. Dengan memahami kedua hal tersebut, kita akan lebih mengetahui tentang kalibrasi, sehingga dapat melakukan kalibrasi secara tepat dan sesuai prosedur.